Semua bangsa tentu mendambakan lahirnya
generasi berkualitas demi kejayaan peradaban mereka. Mereka tentu mengupayakan
lahirnya generasi cemerlang, generasi
yang tidak hanya memiliki keahlian, melainkan juga memiliki kepribadian
istimewa yang ditunjukkan oleh integritas pada nilai-nilai kebenaran.
Kepribadian yang merupakan perwujudan pola pikir dan pola sikap yang benar dan
luhur. Generasi cemerlang akan membawa negaranya menjadi negara
besar, kuat, dan terdepan. Generasi yang tidak akan menggadaikan negerinya
diperas dan dijajah oleh penjajah asing demi untuk memperkaya diri, keluarga,
atau kelompoknya. Sebaliknya, akan berani dan rela berkorban untuk melindungi
negerinya dari cengkraman penjajahan dalam bentuk apapun.
Banyak pihak mengandalkan sektor pendidikan
untuk menyelesaikan masalah generasi ini dengan alasan pendidikan lah yang
mampu melahirkan generasi yang lebih baik, atau karena pendidikan adalah pilar
peradaban. Pendapat seperti ini tidak
sepenuhnya keliru, namun memiliki beberapa kelemahan yaitu:
- Kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah sekolah besar bagi generasi.
- Pendidikan tidak akan terlepas dari aturan perundang-undangan yang lahir dari sistem politik dan kualitasnya tidak akan pernah terlepas dari kemampuan pembiayaan pendidikan yang ditentukan oleh pengelolaan sistem ekonomi
Nilai-nilai
yang akan ditransfer kepada generasi melalui keluarga dan masyarakat seharusnya
ditransfer juga dan dikristalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Bukan malah sebaliknya, dihancurkan ketika generasi mulai masuk dalam partai
politik, pemerintahan, lembaga-lembaga perekonomian, atau berbagai sektor lain,
karena ternyata nilai atau pemikiran mendasar yang membangun sektor-sektor
kehidupan itu ternyata berasal dari peradaban yang rendah Kapitalisme Sekuler.
Karena itu, perbaikan sektor pendidikan tentu harus
ditunjang dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang baik, sistem
politik dan sistem ekonomi yang kuat serta legalisasi undang-undang yang
mendukung cita-cita tersebut.
Dengan kesadaran itulah, agenda besar Konferensi
Intelektual Muslimah untuk Bangsa ini lahir di tengah keprihatinan terhadap
kondisi generasi muda di Indonesia, negeri dengan penduduk mayoritas muslim,
namun ajaran Islam yang luhur tidak terlihat membentuk peradaban bangsa ini.
Konferensi ini sangat istimewa karena di dalamnya ada persembahan karya untuk
perbaikan bangsa yang berasal dari tangan perempuan-perempuan pilihan, yakni kaum
intelektual perempuan muslim yang mendedikasikan hidupnya untuk perubahan.
Karena sebuah keyakinan bahwa di tangan perempuan-lah generasi cemerlang akan
terbentuk.
Karya monumental ini terangkum dalam sebuah
BUKU yang berjudul :
“Jalan
Baru Intelektual Muslimah (Visi Politik Pembebas Generasi)”
Muslimah Hizbut
Tahrir Indonesia menganggap perlu diadakan pembahasan yang lebih mendalam dalam
memahamkan kaum intelektual terhadap karya buku yang menawarkan solusi bagi
perbaikan generasi secara tuntas ini. Sebuah karya yang dipersiapkan sebagai
jawaban atas pencarian solusi terhadap rusaknya generasi yang dihasilkan oleh
sistem pendidikan pragmatis berorientasi pasar. Harapannya karya ini bisa
memberi inspirasi bagi para intelektual perempuan di semua bidang untuk
berjuang bersama bahu membahu melahirkan
generasi cemerlang menuju negara yang besar, kuat dan terdepan.
No comments:
Post a Comment