Pertanyaan:
Pada tanggal 22/2/2012 presiden Russia mengeluarkan instruksi kepada  perusahaan gas Russia Gaz Prom untuk mulai membangun jalur pipa South  Stream yang akan mengalirkan gas melalui wilayah perairan Turki ke Eropa  dengan volume 63 miliar meter kubik pertahun.  Sebelumnya pada tanggal  28 Desember 2011 telah ditandatangani perjanjian yang mengijinkan  pembangunan jalur pipa South Stream.  Proyek tersebut dinilai sebagai  pesaing dan alternatif bagi proyek jalur pipa Nabucco yang didukung oleh  barat…
Apa yang membuat Turki menyetujui proyek jalur pipa South Stream  Russia? Padahal dahulu Turki menolaknya dengan tegas.  Sebagai gantinya,  Turki mengadopsi proyek Nabucco.  Apakah itu merupakan kesepakatan  antara Russia dengan Turki dan Amerika yang di belakang Turki?  Jika  tidak, lalu seperti apa kesepakatan itu?
Jawab:
Sebab perubahan sikap Turki akan tampak jelas dari fakta proyek  Nabucco dan proyek South Stream serta kondisi yang melingkupi kedua  proyek tersebut:
Pertama, jalur pipa gas Nabucco (Nabucco pipeline)  adalah jalur pipa sepanjang 3.900 kilometer dengan kapasitas 31 miliar  meter kubik.  Pihak yang mendorong pembangunannya adalah Uni Eropa,  Turki dan AS di belakangnya, untuk mengalirkan gas alam dari  negara-negara di sekitar laut Kaspia ke Turki lalu ke Austria melalui  Bulgaria, Rumania dan Hungaria.  Jalur pipa Nabucco akan melintas dari  Erzurum di Turki ke Baumgarten an der March yang merupakan markas utama  gas alam di Austria.
Rute jalur pipa Nabucco itu menjauhi wilayah Russia.  Karena itu  Russia menyebut proyek jalur pipa Nabucco tersebut sebagai proyek anti  Russia.
Pada awalnya proyek Nabucco itu dirancang untuk mengekspor gas alam  dari Turkmenistan yang memiliki cadangan gas alam terbesar keempat di  dunia.  Akan tetapi intervensi Russia terhadap Turkmenistan membuat  tidak mungkin mengikutsertakan Turkmenistan ke dalam proyek tersebut.   Oleh karena itu sejak tahun 2008 terjadi pemikiran ulang mencari  alternatif sumber gas.  Alternatif yang paling mudah adalah gas  Azerbaijan.
Persiapan proyek Nabucco itu telah dimulai Februari 2002 bersamaan  dengan penandatanganan kesepakatan antara dua perusahaan yaitu Austrian  OMV dan Turkish Boattash.  Pada Juni 2002 lima perusahaan yaitu OMV  Austria, MOL Hungaria, Bulgargaz dari Bulgaria, Transgaz dari Romania  dan BOTAS dari Turki, menandatangani protokol niat membangun jalur pipa  Nabucco.  Protokol itu diikuti dengan kesepakatan kerjasama pada bulan  Oktober 2002. Pada Desember 2002 Komisi Eropa memberikan 50 % dari  estimasi biaya total studi kelayakan termasuk di dalamnya analisis  pasar, studi teknik, ekonomi dan keuangan.  Pada tanggal 28 Juni 2005  ditandatangani perjanjian kerjasama antara lima perusahaan tersebut  dalam proyek Nabucco.  Pernyataan kementerian proyek jalur pipa Nabucco  ditandatangani pada tanggal 26 Juni di Vienna.  Dan pada 12 September  2007 Jozias van Aartsen dicalonkan oleh Komisi Eropa sebagai koordinator  proyek Nabucco.  Pada Februari 2008 perusahaan Jerman RWE ikur  bergabung dalam konsorsium proyek jalur pipa gas Nabucco ke Bulgaria.
Pada tanggal 19 Januari 2009, Perdana Menteri Turki Recep Tayep  Erdogan menyatakan bahwa Turki bisa saja menarik diri dari proyek  Nabucco jika negosiasi masuknya Turki ke Uni Eropa terus dihambat.  Pada  tanggal 27 Januari 2009, KTT Nabucco diselenggarakan di Budapest.  Pada  KTT itu, presiden Bank Investasi Eropa (the European Investment Bank - EIB) dan Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (the European Bank for Reconstruction and Development - ERBD) menyatakan bahwa kedua bank tersebut siap untuk memberikan dukungan finansial bagi proyek jalur pipa gas Nabucco.
Pada tanggal 29 Januari 2009, presiden Azerbaijan, Ilham Aliav  menyatakan bahwa Azerbaijan berencana meningkatkan produksi gasnya  minimal menjadi dua kali lipat pada lima tahun ke depan untuk mendukung  jalur pipa tersebut.
Pada tanggal 13 Juli 2009, Turki dan beberapa negara Uni Eropa  membuat kesepakatan untuk mendorong proyek jalur pipa Nabucco yang akan  mensuplay Eropa dengan gas dari Asia Tengah dan Timur Tengah melalui  Turki.  Implikasi dari kesepakatan itu, ketergantungan Eropa terhadap  gas Russia akan menurun.
Perdana Menteri Turki, Austria, Bulgaria, Romania dan Hungaria  menandatangani kesepakatan yang memberikan ijin jalur pipa itu melalui  wilayah negaranya dan ijin atas implementasi koalisi perusahaan swasta  yang terbentuk dalam KTT Nabucco.  KTT tersebut diselenggarakan di  ibukota Turki, Ankara pada tanggal 13 Juli 2009.
Turki yang berambisi untuk bergabung ke Uni Eropa, berharap proyek  Nabucco akan menguatkan posisi Eropanya melalui aktivitas Turki menjadi  pusat energi bagi barat.
Kedua, proyek jalur pipa South Stream:
Adalah proyek jalur pipa untuk mengalirkan gas Russia melalui laut  hitam ke Bulgaria, Yunani, Italia dan Austria. Diperkirakan proyek  tersebut selesai pada tahun 2015.  Proyek jalur pipa South Stream itu  tampak sebagai rencana untuk melawan jalur pipa Nabucco dan untuk  menghancurkan efektifitasnya, bahkan untuk menghancurkan proyek itu  secara final.  Sebab jalur pipa Nabucco mengabaikan Russia dan menjauhi  wilayah Russia.  Russia menganggapnya sebagai proyek anti Russia.
Proyek jalur pipa South Stream diumumkan pada tanggal 23 Juni 2007.   Pengumuman itu dilakukan melalui penandatanganan MoU antara Russia dan  Italia di Roma, antara perusahaan Eni Paolo Scroni dan perusahaan Gaz  Prom Russia.
Pada tanggal 22 November 2007, kedua perusahaan itu menandatangani  kesepakatan final seputar proyek tersebut di Moscow.  Russia mengerahkan  segenap upayanya untuk meyakinkan negara-negara Eropa agar  menandatangani proyek tersebut.  Maka Russia dan Bulgaria menandatangani  kesepakatan pada tanggal 18 Januari 2008, Russia dan Hungaria pada  tanggal 25 Januari 2008 dan Russia Yunani pada tanggal 29 April 2008.
Pada tanggal 15 Mei 2009, Russia, Italia, Bulgaria, Serbia dan Yunani  menandatangani kesepakatan pembangunan jalur pipa South Stream.   Setelah itu pada tanggal 14 November 2009 Russia dan Slovakia juga  menandatangani kesepakatan serupa dan ditegaskan lagi pada tanggal 21  Maret 2011.  Dan pada tanggal 2 Maret 2010 Russia dan Kroatia  menandatangani kesepakatan serupa.
Turki menentang proyek jalur pipa South Stream.  Turki mengerahkan  sepenuh kekuatan, begitu pula Uni Eropa, juga AS yang ada di belakang  Turki, untuk mempromosikan proyek jalur pipa Nabucco…  Turki dan Russia  masuk dalam perselisihan tentang proyek jalur pipa South Stream…  Akan  tetapi, Turki pada tanggal 28 Desember 2011 menyetujui proyek itu dan  mengijinkan proyek itu melalui wilayah perairannya di Laut Hitam.
Surat kabar Ash-sharqul Awsath (Middle East) menyebutkan, perdana  menteri Russia Vladimir Putin telah mengumumkan pada tanggal 28 Desember  2011 bahwa Ankara menyetujui pembangunan jalur pipa gas alam South  Stream melalui wilayah perairan Turki di Laut Hitam.
Kantor berita Interfax Russia menyebutkan bahwa pengumuman itu  disampaikan Putin di Moscow selama perayaan penandatanganan kontrak  antara eksekutif di Gaz Prom perusahaan gas nasional Russia yang  memegang monopli pengelolaan gas di Russia, dan Lembaga Energi Turki  Botas dengan dihadiri oleh menteri energi Turki Taner Yildiz.  Proyek  jalur pipa South Stream bisa dinilai sebagai proyek joint venture yang  dimiliki secara bersama oleh Russia, Italia, Jerman dan Prancis.  Jalur  pipa South Stream yang melalui dasar Laut Hitam akan menghubungkan  lapangan gas alam di laut Kaspia dengan konsumen gas di Eropa selatan  dan tengah.  Diizinkannya jalur pipa South Stream ini melalui perairan  yang relatif dangkal di Turki bisa menghindari biaya yang lebih besar  dibanding jika harus melalui perairan internasional yang lebih dalam.
Reuters menyebutkan bahwa Putin menyatakan di Moscow pada Rabu 28  Desember 2011: “saya ingin berterima kasih kepada pemerintah Turki atas  keputusannya yang mengizinkan dibangunnya jalur pipa South Stream di  kawasan ekonomik Turki”.
Pada tanggal 3 Oktober 2011 dibentuk perusahaan untuk membangun dan  mengoperasikan jalur pipa South Stream yaitu South Stream AG yang  dibentuk dari perusahaan-perusahaan berikut: Gaz Prom Russia, Eni  Italia, Electricite Prancis dan Wintershall Jerman.  Keempat perusahaan  itu memiliki share masing-masing: Gaz Prom 50%, Eni 20%, Electricite 15%  dan Wintershall 15%.
Proyek jalur pipa South Stream merupakan saingan bagi proyek jalur  pipa Nabucco.  Perlu diketahui bahwa jalur pipa South Stream membutuhkan  biaya antara 19 - 24 miliar Euro.  Jumlah itu sekitar dua kali lipat  biaya jaur pipa Nabucco yang pada awalnya menelan biaya sekitar 12  miliar Euro.
Proyek tersebut ditujukan untuk mensuplay Eropa barat dengan gas alam  Russia melalui dasar Laut Hitam melintas ke Bulgaria, Hungaria, Serbia  dan Slovakia.  Proyek tersebut terdiri dari empat jalur pipa paralel  masing-masing sepanjang 940 km.  Karena itu proyek tersebut mampu  memproduksi 63 miliar meter kubik pertahun.
Proyek yang akan dioperasikan akhir tahun 2015 itu, pasti akan  menyaingi proyek jalur pipa gas Nabucco.  Jalur pipa gas Nabucco akan  mensuplay Eropa barat dengan gas Kaukasus melalui Turki dan Balkan tanpa  transit melalui Russia.
Ketiga, dari  paparan sebelumnya tampak jelas bahwa proyek jalur pipa Nabucco  mengabaikan Russia dengan menjauhi wilayah Russia, akan tetapi melalui  wilayah Turki ke Eropa.  Tampak jelas bahwa Turki mendukung denga kuat  proyek jalur pipa Nabucco.  Turki berharap itu akan menguatkan posisinya  untuk masuk ke Uni Eropa dengan anggapan Turki menjadi penghubung  mendasar transfer gas dari daerah-daerah laut Kaspia ke Eropa tanpa  melewati Russia.  Demikian juga tampak jelas bahwa proyek jalur pipa  South Stream adalah proyek Russia untuk melemahkan proyek jalur pipa  Nabucco, atau bahkan menghancurkannya.
Turki ingin tetap mengontrol sebesar mungkin atas transfer gas ke  Eropa, sesuatu yang secara substansial tidak bisa direalisasi oleh  proyek jalur pipa South Stream …  Di sinilah pertanyaannya: apa yang  membuat Turki menandatangani perjanjian kebolehan jalur pipa South  Stream melintas melalui wilayah perairannya padahal Turki paham bahwa  proyek Russia itu tujuan pertamanya adalah menyaingi jalur pipa Nabucco  dan mengeliminasinya sehingga tidak berguna?
Pemerintah Turki berusaha menampakkan bahwa ia menyetujui jalur pipa  South Stream sebagai kompensasi persetujuan Russia terhadap jalur pipa  Samsun Geyhan.  Hal itu dijadikan justifikasi persetujuan Turki terhadap  proyek jalur pipa South Stream yang sebelumnya ditentangnya dengan  begitu kuat.  Padahal itu merupakan justifikasi yang tidak kuat dilihat  dari dua sisi:
Pertama, proyek jalur pipa South Stream pada dasarnya  dibangun untuk melawan proyek jalur pipa Nabucco karena proyek jaur pipa  Nabucco mengabaikan Russia.  Maka Russia mengerahkan segenap daya  upayanya untuk menghancurkan proyek jalur pipa Nabucco dengan membangun  proyek jalur pipa South Stream.  Masalah itu tidak berkaitan dengan  jalur pipa Samsun Geyhan.  Setiap pengamat politik mengetahui bahwa  proyek jalur pipa South Stream adalah lawan dari proyek jalur pipa  Nabucco.
Kedua, jalur pipa Samsun Geyhan adalah jalur pipa antara dua  pelabuhan Turki dan hanya melalui wilayah Turki.  Turki bisa dengan  mudah membangunnya seandainya menginginkannya disertai suatu kesepahaman  khusus tentang transpor gas melalui jalur pipa tersebut.  Akan tetapi,  Turki mendeskripsikan bahwa Russia memberikan konsesi dan menyetujui  jalur pipa Samsun Geyhan dan bahwa Turki memberikan konsesi dan  menyetujui jalur pipa South Stream!
Yang lebih kuat dalam masalah tersebut bahwa persetujuan Turki atas  proyek jalur pipa South Stream setelah sebelumnya Turki menentangnya  dengan sangat keras, adalah karena perkara lain.  Yaitu apa yang  dimunculkan oleh persetujuan Turki terhadap pembangunan radar pertahanan  rudal di wilayahnya memenuhi permintaan Amerika atas nama NATO.   Masalah tersebut adalah sebagai berikut:
Pada musim semi tahun 2011 terjadi peristiwa baru.  Yaitu masalah  pertahanan rudal Amerika. Amerika berencana akan membangun sistem  pertahanan rudal itu.  Bagian dari pertahanan rudal itu adalah  pembangunan radar raksasa …
Pada awalnya, Amerika berpikir akan membangunnya di beberapa negara  Eropa timur.  Ketika Obama menjabat, ia mulai berpikir untuk  membangunnya di Turki atas nama NATO dan Turki adalah bagian dari NATO.   Radar ini bisa memonitor ke arah tenggara sampai ribuan kilometer.   Turki pada tanggal 9 Januari 2012 mengumumkan persetujuannya atas  pembangunan radar peringatan dini di wilayahnya dalam kerangka  “pertahanan” rudal yang ingin disebarkan oleh NATO di Eropa.
Beberapa jam sebelum itu Kementerian Luar Negeri Turki mengeluarkan  pernyataan yang di dalamnya dinyatakan: “Turki menyambut pembangunan  sistem radar peringatan dini di wilayah kami, yang dibangun oleh Amerika  Serikat untuk NATO.  Hal itu akan menjadi kontribusi negara kami dalam  hal pertahanan yang dikembangkan dalam konteks strategi baru NATO, yang  akan memperkuat kemampuan pertahanan NATO dan pertahanan nasional”.
Kantor berita Anatolia mengutip pernyataan juru bicara Kementerian  Luar Negeri Turki bahwa posisi radar itu ada di kota Malatya, yang  berjarak sekitar 400 mil atau sekitar 650 kilometer dari tenggara  ibukota Ankara …  Ia menggarisbawahi bahwa fasilitas radar itu dikelola  oleh dua militer yaitu militer Turki dan Amerika Serikat.
Turki menjadi satu dari lima negara Eropa yang menampakkan  persetujuannya menjadi tuan rumah bagi sistem rudal yang didesain di  Amerika Serikat.  Portugal, Polandia, Spanyol dan Romania menyambut  pembangunan bagian dari sistem rudal itu di wilayah mereka.
Radar di Turki akan menjejaki rudal yang menyerang yang akan  diintersepsi oleh rudal di Romania dan Polandia.  Sementara pusat  operasi ada di Jerman.  Perlu diketahui bahwa ada empat sistem anti  rudal balistik di kota Rota Spanyol.
Sebagai justifikasi persetujuan Turki atas pembangunan radar,  Abdullah Gul mengatakan dalam wawancara televisi setelah keluar  persetujuan Turki.  Ia mengatakan bahwa “NATO mengadopsi sistem  pertahanan itu dan memutuskan untuk membangunnya di sejumlah negara  anggota dan Turki menerima, sebagai anggota NATO, pembangunan radar yang  ada di bawah sistem pertahanan itu di wilayah Turki sebagai pelaksanaan  dari kewajiban yang ada di protokol NATO”.  Gul menambahkan, “sistem  radar yang dibangun di wilayah tenggara Turki beberapa bulan sebelumnya  itu merupakan langkah dalam konteks misi pertahanan NATO melawan bahaya  rudal balistik yang mungkin mengancam negara-negara NATO”.
Hanya saja, persetujuan Turki ditandatangani dalam oposisi melawan  Russia.  Oleh karena itu, Putin dalam pidatonya setelah persetujuan  Turki itu mengatakan, “Russia akan mempersenjatai diri dengan kuat  sampai akhir supaya bisa menghadapi ancaman-ancaman barat terutama  pertahanan rudal yang dibangun di bagian timur Eropa dan bagian selatan  di Turki”.
Keempat, begitulah  perkaranya menjadi krisis antara Russia dan Turki.  Serangkaian  pernyataan para pejabat Russia keluar berturut-turut menyikapi  persetujuan Turki itu:
- Setelah Truki mengumumkan persetujuannya atas pembangunan radar  pada tanggal 1 September 2011, Savkin Nikolai peneliti di Pusat Kajian  Strategis (Centre of Strategic Research) yang berpusat di  Moscow mengomentari pembangunan radar itu. Ia mengatakan, “proyek baru  untuk menyebarkan pertahanan termasuk membangun radar di Turki, bisa  mengkover secara total wilayah selatan Russia, khususnya laut Hitam dan  Kaukasus dimana di situ banyak tersebar pangkalan militer Russia, semua  itu akan berada di bawah kontrol NATO”.
- Pada tanggal 10 Oktober 2011 (sumber Aljazeera dari media Jerman):  “dari sisinya, menteri luar negeri Russia, Sergei Lavrov kembali  mengulangi sikap pemerintahnya menentang penyebaran sistem radar itu.   Ia mengatakan bahwa Moscow akan mengambil reaksi balasan secara cepat  dalam kondisi sistem itu benar-benar di bangun.  Ia mengatakan bahwa  satu-satunya negara yang disasar NATO dan mungkin berpengaruh terhadap  persenjataannya adalah Russia.  Ia menambahkan dalam sebuah wawancara  dengan majalah Austria, Profile : “dikatakan kepada kami bahwa sistem  itu tidak diarahkan melawan kami.  Akan tetapi (negara-negara NATO)  menolak untuk berjanji dengan komitmen resmi melalui perjanjian. Kami  mungkin membalas tanpa mengerahkan upaya besar atau menanggung biaya  banyak”.
- Pada tanggal 23 November 2011 (sumber EUR News): Presiden Russia,  Dmitry Medvedev mengatakan, “jika situasi terus berlangsung mengancam  kepentingan Russia, kami berhak untuk menghentikan kelanjutan  pelaksanaan keputusan kontrol (pembatasan) senjata”.  Ia menambahkan  seraya mengancam akan membangun rudal penyerang canggih di wilayah barat  dan selatan Russia yang menurut ucapannya akan mampu menghancurkan  (menargetkan) instalasi pertahanan rudal Amerika di Eropa”.
- Pada tanggal 29 November 2011 (sumber BBC).  Russia mengaktifkan  sistem radar peringatan dini dari serangan rudal di perbatasan sbelah  barat sebagai balasan atas rencana Amerika membangun pertahanan rudal di  Eropa.
Presiden Dmitry Medvedev mengeluarkan instruksi pengaktifan sistem  tersebut dalam kunjungan yang dilakukannya ke satuan radar di  Kaliningrad di wilayah Baltik yang berbatasan dengan Uni Eropa.  Satuan  tersebut dilengkapi dengan sistem radar Voronezh-M yang baru.
Medvedev memperingatkan bahwa Russia mungkin akan membangun rudal di  dekat perbatasan Uni Eropa, jika Amerika Serikat terus membangun  pertahanan rudal.
Kantor berita Interfax Russia menisbatkan sebuah pernyataan kepada  Medvedev, “jika step ini mereka abaikan, maka kami akan membangun  alat-alat pertahanan termasuk mengambil langkah-langkah yang keras dan  membangun kekuatan penyerang”.
Medvedev berbicara tentang penyebaran rudal “Alexander” pengembangan lanjut dari rudal Scud darat ke darat yang bersifat mobile.
- Russia Today mengutip presiden Dmitry Medvedev pada tanggal 29  November 2011 telah mengaktifkan pengoperasian sistem radar peringatan  dini atas serangan rudal.  Maka secara resmi Medvedev mengumumkan bahwa  radar itu tidak diarahkan melawan barat.  Ia mengatakan sistem radar itu  masuk dalam langkah-langkah serupa sebagai respon pembangunan sistem  pertahanan rudal di Eropa.
- Pada tanggal 7 Desember 2011 (sumber dikutip dari berbagai kantor  berita), kepala staf Angkatan Bersenjata Russia mengatakan bahwa rencana  pembangunan pertahanan rudal Eropa tidak menyisakan pilihan untuk  negaranya kecuali memperkuat pertahanannya.  Ia menegaskan bahwa Moscow  tidak ingin melakukan perlombaan senjata nuklir.
Nikolai Makarov menyebutkan bahwa ide pendirian pertahanan rudal di  Eropa bisa memperumit -dengan cepat dan berbahaya- hubungan Russia  dengan NATO.
Menteri luar negeri Russia, Sergei Lavrov pada tanggal 7 Desember  2011 di Vilnius ibukota Lithuania menyarankan agar Moscow diberi jaminan  tertulis dari NATO yang menegaskan bahwa pertahanan rudal di Eropa  tidak menciptakan ancaman bagi Russia.
Hal itu datang ketika para menteri luar negeri NATO ambil suara untuk  mendinginkan suasana dengan Russia dalam pertemuan tanggal 7 dan 8  Desember 2011 di Brussels.
Sumber-sumber diplomasi mengisyaratkan bahwa anggota NATO akan  menegaskan kembali bahwa proyek pertahanan rudal akan dilanjutkan dan  bahwa itu bukan diarahkan melawan Russia.
Masih dalam kaitan dengan konteks tersebut, Presiden Dmitry Medvedev  memulai kunjungan satu hari ke Prague untuk mendiskusikan sikap Moscow  terhadap pertahanan rudal NATO di Eropa.
Russia mulai menyebarkan sistem persenjataan barunya di daerah  Kaliningrad di wilayah barat Russia untuk menjaga kesimbangan kekuatan  diantara kedua kubu seiring dengan pengoperasian pertahanan rudal  balistik NATO.
- Pada tanggal 8 Desember 2011 (sumber Kantor berita ITAR-TASS yang  dilansir oleh Russia Today) pasca pertemuan Russia-NATO pada hari Kamis 8  Desember 2011, Sergei Lavrov mengatakan bahwa Russia tidak mungkin  mentolerir bahwa sistem pertahanan rudal Amerika mengkover sebagian  wilayah Russia.  Perlu diketahui, radar baru yang akan dibangun di Turki  dalam kerangka pertahanan rudal akan bisa memonitor sebagian besar  wilayah Russia.  Ia menambahkan, Russia bertekad menjamin keamanannya  bersandar pada kemampuannya sendiri.
Kelima: akan tetapi  krisis antara Russia dan Turki akibat persetujuan Turki atas  pembangunan radar itu telah menurun pada akhir tahun lalu, khususnya  ketika Turki menyetujui proyek jalur pipa South Stream pada tanggal 28  Desember 2011 dimana setelah itu berturut-turut keluar serangkaian  pernyataan yang melunak tentang radar dan pertahanan rudal NATO itu:
Pada awal Februari 2012, Komite Keamanan Eropa Atlantik seperti  dikutip oleh Aljazeera, mengumumkan usulan yang menegaskan bahwa Amerika  Serikat dan negara-negara NATO dan Russia harus bekerjasama dalam hal  yang berkaitan dengan masalah kutub utara, masalah-masalah energi dan  perselisihan regional disamping masalah pertahanan rudal.
Usulan baru yang disampaikan Komite Keamanan Eropa Atlantik  menyatakan bahwa Amerika Serikat, NATO dan Russia harus bertukar  informasi intelijen tentang radar dan satelit untuk peringatan dini  serangan rudal.  Berikutnya, masing-masing pihak memberikan kepada pihak  lain deskripsi yang jelas dari serangan apapun.  Dengan ketentuan,  masing-masing pihak bertanggungjawab menjatuhkan rudal penyerang yang  mengancamnya dan menjadi pemilik kedaulatan dan tanggungjawab atas  rudal-rudal anti rudal balistik miliknya.
- Pada tanggal 29 Februari 2012 (sumber Russia Today dari kantor  berita ITAR-TASS Russia), “dari sisi lain, wakil menteri luar negeri  Russia, Ryabkov, menggarisbawahi bahwa hubungan-hubungan Russia dengan  NATO adalah buruk.  Ia mengatakan, “kami sekarang siap untuk melakukan  manuver-manuver pertahanan rudal di pentas aktivitas perang”.  Ia  menambahkan, “saya berharap bahwa dalam waktu dekat kita akan mendengar  berita baik dalam konteks ini”.  Telah dinyatakan sebelumnya bahwa  keputusan partisipasi Russia di KTT NATO yang disepakati akan  diselenggarakan pada bulan Mei di Chicago telah selesai dikaji”.
- Pada tanggal 7 Maret 2012 (sumber Russia Today) Anatoly Serdyukov  mengatakan bahwa Menteri Pertahanan akan melangsungkan konferensi  internasional tentang anti rudal balistik pada awal bulan Mei di  Moscow.  Semua negara yang berkaitan akan diundang hadir.  Hal itu  datang pasca pertemuannya dengan sejawatnya dari Ukrania, Dmitry  Solomatin pada tanggal 7 Maret di Moscow.
Sesuai ucapannya, dalam konferensi itu ia mengundang perwakilan dari  semua negara yang punya perhatian dan para ahli dari organisasi non  pemerintah.
Sesuai informasi dari Menteri Pertahanan Russia, konferensi tersebut  akan diadakan dalam jangka waktu dari tanggal 3 - 4 Mei tahun ini.  Tema  konferensi adalah “Elemen Pertahanan Rudal dan Pembentukan Keamanan  Antariksa Baru”.
- Pada tanggal 10 Maret 2012 (sumber Aljazeera dari berbagai kantor  berita), “pernyataan Gedung Putih menyatakan bahwa presiden Obama dan  presiden terpilih Putin bersepakat -dalam kontak telepon- atas  pentingnya bekerja untuk menseting ulang hubungan yang penuh kesuksesan  pada tahun-tahun mendatang”.
Pernyataan itu menambahkan bahwa kedua pemimpin bersepakat untuk  melanjutkan diskusi dalam ruang yang di dalamnya ada perbedaan diantara  kedua negara, diantaranya masalah anti rudal balistik”.
Dan dari sisinya, salah seorang pembantu Putin mengatakan kepada  kantor berita Russia RIA Novosti bahwa Obama memberitahu Putin akan  kesiapannya untuk bekerja dengannya secara dekat”.
Keenam: begitulah  nada pernyataan Russia terhadap pembangunan radar di Turki telah  melunak.  Bahkan sampai pada melunaknya nada pernyataan Russia dari  konfrontasinya yang sengit terhadap sistem anti rudal balistik.   Sekarang semua mata melihat ke arah pembahasan-pembahasan antara Russia  dan NATO untuk menyelesaikan masalah ini dengan solusi yang tenang  melalui berbagai pembahasan dan konferensi, bahkan melalui kerjasama  dalam beberapa manuver.
Karena itu, yang lebih kuat adalah bahwa persetujuan Turki atas  proyek jalur pipa South Stream itu hampir-hampir merupakan kesepakatan  dengan Russia agar Russia tidak menentang pembangunan radar sebagai  bagian dari sistem anti rudal balistik yang dibangun oleh NATO.
Ketujuh: penting  disebutkan bahwa justifikasi yang ditampakkan oleh pemerintah Turki  untuk membangun radar tidak bisa dijadikan hujjah. Jika  radar itu dibawah supervisi dan komando militer Turki dan bahwa tidak  ada hubungan dengan NATO atau Amerika barulah perkara itu benar.   Penyiapan segala persiapan untuk menjaga keamanan negeri kaum Muslimin  dan untuk membela mereka merupakan perkara yang dituntut di dalam Islam.
}وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ{
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi (QS al-Anfal [8]: 60)
Akan tetapi masalahnya tidak demikian.  Proyek tersebut pada dasarnya  merupakan ide Amerika kemudian diberi kover NATO untuk menciptakan  justifikasi formal bagi Turki untuk memberi persetujuan dengan anggapan  Turki adalah negara anggota NATO.  Maksud dari proyek itu adalah menjaga  keamanan kaum kafir imperialis di Eropa dan Amerika berikut para  pengikut mereka …
Hal yang makin menegaskan bahwa pembangunan radar itu demi  kepentingan Amerika pada tingkat pertama adalah apa yang dinyatakan oleh  komandan militer Amerika di Eropa dan komandan militer ke-7, Mark  Hertling dimana ia mengumumkan pada tanggal 27 Februari 2012, pada  pernyataan pertamanya seputar masalah ini, yaitu pernyataan bahwa  pasukan dan ahli-ahli militer Amerika telah bermarkas di instalasi radar  di Malatya.  Ia mengatakan, “pasukan kami sudah bermarkas di stasiun  radar di wilayah selatan Turki”.  Ia mengatakan itu dari Podgorica  ibukota Mountenegro.  Ia menambahkan, “saya hanya membicarakan satuan  pertahanan darat. Akan tetapi koordinasi juga dilakukan dengan angkatan  udara dan angkatan laut Amerika.  Dan saya pikir kami sudah ada dalam  jalur yang benar sesuai dengan rencana pertahanan rudal”.
Jelas dari situ bahwa kedaulatan riil di stasiun radar itu ada di  tangan angkatan udara dan angkatan laut Amerika Serikat.
 Hal itu  menjadikan kaum kafir imperialis memiliki jalan untuk mengusai negeri  kaum Muslimin.  Padahal Allah SWT berfirman:
}وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً{
dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang yang beriman. (QS an-Nisa’ [4]: 141)
Artinya, partisipasi Turki dengan NATO itu tidak setara.  Akan tetapi  posisi Turki di situ adalah posisi pengikut kepada pihak yang diikuti  …  Akan tetapi, seandainya itu merupakan partisipasi yang riil maka hal  itu di dalam Islam adalah tidak boleh.  Sebab meminta bantuan kepada  kaum kafir adalah haram dan merupakan dosa besar.  Rasulullah saw dalam  hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dari Aisyah ummul mukminin ra  bahwa Rasulullah saw bersabda:
«إِنَّا لاَ نَسْتَعِينُ بِمُشْرِكٍ»
Kita tidak meminta bantuan kepada orang musyrik
Demikian pula, apa yang dikeluarkan oleh an-Nasai dari Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
«لاَ تَسْتَضِيئُوا بِنَارِ الْمُشْرِكِينَ»
Jangan meminta penerangan dengan api kaum musyrik
18 Rabiuts Tsani 1433 H
11 Maret 2012 M

No comments:
Post a Comment