Visi Geospasial

Rasulullah Saw bersabda : “Allah memperlihatkan kepadaku seluruh penjuru bumi ini. Aku melihat bagian Timur dan Baratnya, dan aku melihat umatku akan menguasai apa yang telah Dia tunjukkan kepadaku”. (HR.Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)

Sunday, August 21, 2011

KEAMANAN MARITIM BAGIAN DARI KEAMANAN ENERGI


Ranah keamanan energy (energy security) adalah juga mencakup tentang keamanan seluruh rantai pasokan (supply chain), selain dari keamanan sumbernya (sources). Ini termasuk keamanan kapal tanker minyak dan LNG melintasi chokepoints penting seperti Selat Hormuz dan Selat Malaka dan alur laut yang menghubungkan pemasok dan pembeli bangsa-bangsa. Akibatnya, keamanan maritim sekarang telah menjadi bagian integral dari agenda keamanan energy (energy security). [1]
Keamanan pasokan minyak (oil supply security)  adalah memastikan keamanan akses tidak hanya ke lokasi sumber daya tetapi juga terhadap keamanan jaringan transportasi yang mengirimkannya, hal ini telah menjadi fokus utama dari kebijakan energi dan energy security di kalangan kekuatan ekonomi importir minyak Asia-Pasifik.
Pada akhir 1980-an, misalnya, 3 juta barrel minyak bergerak dari Teluk Persia ke Asia. Pada akhir 1990-an angka ini telah melonjak tiga kali lipat menjadi 9 juta barrel dan pada tahun 2005 sudah mencapai 15,5 juta barrel. Meningkatnya permintaan Asia terhadap minyak telah membuat lalu lintas kapal tanker melonjak dengan tajam, khususnya jumlah kapal yang melewati Selat Hormuz dan Selat Malaka. [2]
Lusinan kapal super tanker setiap bulan akan berangkat dari sumur-sumur minyak Arab Saudi melewati Samudera India yang luas menuju Pusan, Yokohama, dan semakin banyak ke Shanghai; di kawasan Samudera Pasifik Barat; dengan muatan lebih dari lima belas juta barel tiap hari (hampir 20% konsumsi dunia). Ketika kapal-kapal super tanker raksasa mengarahkan pelayarannya ke Timur, alternatif tercepat adalah melalui Selat Malaka.[3]
Penyediaan jaminan keamanan terhadap meningkatnya volume perdagangan dan jumlah kapal-kapal yang ada, telah terbukti sulit. Sementara potensi tumpahan minyak dan kecelakaan kapal, akan naik secara alami. Hal ini akan berimplikasi terhadap keamanan rute pengapalan (shipping routes), dan kemampuan rute ini untuk menghadapi peningkatan volume pengapalan yang ditargetkan dalam waktu dekat.

            Untungnya pola baru pasokan dan transportasi ini lebih menciptakan persaingan yang wajar dibandingkan persaingan yang destruktif di antara negara-negara Asia. Tidak ada perebutan untuk menandatangani kontrak dengan harga atau persyaratan yang tidak masuk akal. Memang, tidak ada produsen utama di Timur Tengah yang menetapkan harganya sendiri lagi. Persaingan Asia terjadi berdasarkan mandat ekonomi untuk membentuk ikatan ekonomi dan energi yang kuat dengan Timur Tengah dan untuk menciptakan hubungan yang menjamin kelancaran arus minyak. Ini adalah jalan dua arah. Pemasok kunci di Timur Tengah mengakui bahwa Asia adalah pasar yang terbaik dan mencoba untuk menjamin kredibilitas dan kepuasan konsumen. Sementara negara-negara Asia sebagai konsumen selalu berusaha untuk menegosiasikan penawaran terbaik, tetapi tidak ingin tergantung hanya pada satu ekonomi atau wilayah.
Semua ini telah meredakan kekhawatiran tentang problem energy security Asia. Masalah ketersediaan energi tidak lagi menjadi masalah kritis bagi keamanan energi, karena telah diidentifikasi jumlah yang memadai dari sumber energi di Timur Tengah. Selama transportasi kapal tanker ini dijamin, masalah lain akan bisa dikelola dan masalah transportasi inilah yang menjadi kunci persoalan. Maka semakin jelas bahwa persoalan energy security telah bergeser ke masalah maintaining open shipping routes atau disebut juga sea lanes of communication. [4]
Demikianlah ranah keamanan energy (energy security) juga mencakup tentang keamanan seluruh rantai pasokan (supply chain), selain dari keamanan sumbernya (sources). Ini termasuk keamanan kapal tanker minyak dan LNG melintasi chokepoints penting seperti Selat Hormuz dan Selat Malaka dan alur laut yang menghubungkan pemasok dan pembeli bangsa-bangsa. Akibatnya, keamanan maritim sekarang telah menjadi bagian integral dari agenda keamanan energy (energy security). [5]

Fika MK
My Geostrategic Passion is just for Islam...



[1] Institute of Defence and Strategic Studies, Energy and Security The Geopolitics Energy in The Asia Pacific, Nanyang Technology University, October 2006.  Halaman 55
[2] For details, see “Energy Security Issues in the Asia-Pacific Region,” a white paper prepared by the East-West Center for the Ministry of International Trade and Industry; Japan, May 1998
[3] Kent E. Calder, Asia’s Deadly Triangle, Prehallindo, Jakarta 1998 halaman 9
[4] Fereidun Fesharaki, Energy And The Asian Security Nexus, Journal of International Affairs v53 (Fall, 1999)
[5] Institute of Defence and Strategic Studies, Energy and Security The Geopolitics Energy in The Asia Pacific, Nanyang Technology University, October 2006.  Halaman 55

No comments:

Post a Comment